AQIDATUL AWAM
BAIT 11
أَرْسَـلَ أَنْبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ (11) بِالصِّـدْقِ وَالتَـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ
Allah telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu Fathonah (Cerdas), Shiddiq (Jujur), Tabligh (menyampaikan risalah / perintah Allah SWT) dan Amanah (Dipercaya).
Allah SWT mengutus para
nabi dan rasul untuk menyampaikan serta menyebarkan ajaran Islam ke muka
bumi.
Perbedaan antara Nabi
dan Rasul.
Nabi adalah seorang manusia yang menerima wahyu dari Allah SWT, namun tidak ada perintah untuk disampaikan kepada kaumnya.
Sedangkan Rasul, selain menerima wahyu ia juga diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaum. Maka bisa dikatakan bahwa setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.
Sebagai utusan Allah SWT, mereka adalah manusia-manusia pilihan yang dibekali Allah SWT dengan keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk Allah SWT yang lain. Begitu pula mereka diberikan sifat-sifat kesempurnaan sebagai penguat atas risalah yang dibawa.
Khusus bagi Rasul,
sebagai kesempurnaan dari risalah yang disampaikan, Allah SWT menganugerahkan
empat sifat kesempurnaan, yang pasti dimiliki oleh seorang rasul Allah SWT.
Yakni :
1. Shidiq (Jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Pujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيْقًا نَبِيًّا (مريم :41)
“Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (al-Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan, lagi seorang Nabi.” (QS. Maryam : 41).
Setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan apa yang disampaikan pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah SWT. Firman Allah SWT:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰ، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَىٰ, (النجم : 3-4)
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. an-Najm :
3-4)
2. Tabligh (menyampaikan)
Setiap rasul pasti menyampaikan apa yang diterima dari Allah SWT. Jika Allah SWT, memerintahkan rasul untuk menyampaikan wahyu, seorang rasul pasti menyampaikan wahyu tersebut kepada kaumnya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاَتِ رَبِّيْ وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat
kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.
Al-A’raf : 62)
3. Amanah (bisa dipercaya)
Secara bahasa amanah berarti bisa dipercaya. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya, karena rasul tidak mungkin melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika. Setiap rasul tidak mungkin terperosok ke dalam perzinahan, pencurian, menkonsumsi minuman keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Allah SWT. Berfirman :
أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (الدخان : 18)
(dengan berkata): “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu,” [QS. Ad Dukhon 44:18]
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ
“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang pengkhianat.” (QS. Al Anfal : 58)
Karena jika mereka
berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka kita tidak
dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka
(para Rosul). Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik
ucapan, perbuatan den keadaan (sikapnya).
4. Fathonah (cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah SWT, tentu dibutuhkan kemampuan dan strategi khusus agar risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Karena itu, seorang rasul pastilah orang yang cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam. Dalam al-Qur’an disebutkan:
قَالُوا يَانُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ. (هود : 32)
Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan
kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah
kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang
yang benar.” (QS. Hud : 32)
BAIT 12
وَجَـائِزٌ فِي حَـقِّهِمْ مِنْ عَرَضِ (12) بِغَيْـرِ نَقْصٍ كَخَـفِيْفِ الْمَرَضِ
Dan boleh di dalam hak Rosul dari sifat manusia. Tanpa mengurangi derajatnya, misalnya sakit yang ringan.
Walaupun sebagai seorang utusan Allah SWT yang memiliki sifat kesempurnaan melebihi makhluk Allah SWT yang lain, namun hal itu tidak akan melepaskan mereka dari fitrah kemanusian yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia biasa yang berprilaku sebagaimana manusia yang lain.
Para rasul Allah SWT memiliki sifat serta melakukan aktifitas sebagaimana manusia kebanyakan. Sudah tentu yang dimaksud adalah prilaku dan sifat-sifat yang tidak mengurangi derajat kenabian mereka di mata manusia. Seperti makan, minum, tidur, sakit dan semacamnya. Sedangkan prilaku yang dapat merendahkan derajat kerasulannya, mereka tidak pernah melakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.
Allah SWT Berfirman dalam AL-qur’an:
وَقَالُوا مَالِ هَٰذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ ۙ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
Dan mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat
itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?” (Al-furqon : 7)
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
“Dan Kami tidak mengutus
rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain.
Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.” (Al-furqon : 20)
BAIT 13
عِصْـمَـتُهُمْ كَسَائِرِ الْمَلاَئِكَهْ (13) وَاجِـبَـةٌ وَفَاضَلُوا الْمَـلاَئِكَهْ
Mereka mendapat penjagaan Allah (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat
seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Rasul lebih utama dari para
malaikat.
Para Nabi dan Rosul terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat dan mereka meninggalkan maksiat. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap).
Allah SWT telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sejak mereka masih kecil, sebelum mereka mengemban risalah Allah SWT, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul Allah SWT.
Oleh karena itu, jika
ada seseorang yang mengaku sebagai nabi Allah SWT, namun diantara perbuatannya
ada yang melanggar perintah Allah SWT, atau mempermainkan dan mempermudah
ajaran agama yang dibawa, maka pengakuannya sebagai nabi harus ditolak.
BAIT 14
وَالْمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُلِّ وَاجِبِ (14) فَاحْفَظْ لِخَمْسِـيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ
Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50
sifat itu sebagai ketentuan yang wajib.
Sedangkan sifat mustahil bagi rasul adalah kebalikan dari sifat wajib yang empat di atas. Perincian sifat mustahil bagi para rasul tersebut adalah sebagai berikut.:
1. Shidiq (jujur) >< Kidzib (dusta)
2. Amanah (dapat dipercaya) >< Khiyanah (tidak dapat dipercaya)
3. Tabligh (menyampaikan wahyu) >< Kitman (menyembunyikan wahyu)
4. Fathonah (cerdas) >< Baladah (bodoh)
Dengan demikian maka genaplah aqoid lima puluh yang wajib diketahui oleh umat Islam. Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
⇒ Sifat Wajib bagi Allah ada : 20
⇒ Sifat Mustahil bagi Allah ada : 20
⇒ Sifat Jaiz bagi Rosul ada : 1
⇒ Sifat Wajib bagi Rosul ada : 4
⇒ Sifat Mustahil bagi Rosul ada : 4
⇒ Sifat Jaiz bagi Allah ada :
1
BAIT 15
تَفْصِيْلُ خَمْسَةٍ وَعِشْـرِيْنَ لَزِمْ (15) كُـلَّ مُـكَلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ
Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setiap
mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya.
Para rasul Allah SWT sangat banyak, sebagian ulama mengatakan hingga mencapai 315 rasul. Sedangkan para Nabi Allah SWT mencapai 124.000. Di antara mereka ada yang wajib untuk diketahui dan ada yang tidak wajib.
Nabi dan rasul Allah SWT yang wajib diketahui berjumlah 25, yakni mereka yang disebutkan di dalam al-Qur’an. Adapaun rincian nama-nama 25 Rasul tersebut akan dijelaskan dalam bait selanjutnya.
BAIT 16
هُمْ آدَمٌ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدُ مَعْ (16) صَالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُلٌّ مُـتَّبَعْ
Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih dan Ibrahim (yang
masing-masing diikuti berikutnya).
Wajib bagi tiap mukallaf
mengetahui nama-nama rosul yang telah disebutkan di dalam Al Qur'an secara
terperinci, dan jumlah mereka ada 25 yaitu :
1.
Nabi Adam
adalah bapak leluhur manusia.
2.
Nabi Idris
adalah kakek dari ayah Nabi Nuh sebagaimana diriwayatkan dalam hadist
Bukhari.
3.
Nabi Nuh
adalah Nabi yang diselamatkan oleh Allah Ta'ala den juga kaumnya dari tenggelam dengan disertai badai topan. Hanya saja anaknya tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam (akibat adzab Allah) dan beliau terus berdakwah selama 950 tahun lamanya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
وَلَقَدۡ اَرۡسَلۡنَا نُوۡحًا اِلٰى قَوۡمِهٖ فَلَبِثَ فِيۡهِمۡ اَ لۡفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمۡسِيۡنَ عَامًا ؕ فَاَخَذَهُمُ الطُّوۡفَانُ وَهُمۡ ظٰلِمُوۡنَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zhalim.” (QS.Al Ankabut : 14)
Beliau dinamakan bapak manusia kedua setelah nabi Adam karena keturunan
beliau tersebar di seluruh penjuru dunia sejak masanya hingga masa kini.
4.
Nabi Hud
adalah Nabi dari keturunan Sam bin Nabi Nuh yang telah diutus Allah ke kaum `Ad. Mereka (kaum `Ad) adalah kaum yang punya keahlian dalam bidang arsitek pembangunan (rumah) den mereka, tinggal di gunung-gunung di daerah Al Qof yang terletak di sebelah timur kota Hadramaut di negara Yaman. Tatkala mereka berbuat dusta kepada Nabi Hud, maka Allah membinasakan mereka dengan angin shorshor. Allah Ta'ala berfirman :
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6)
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى
الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7).
“Adapun kaum Ad mereka
telah dibinasakan dengan angin sharshar (angin kencang lagi dingin dan keras
suaranya) lagi amat kencang secara beruntun. Allah menimpakan angin itu kepada
rnereka selama 7 malam den 8 hari secara beruntun, maka kamu lihat kaum `Ad
pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan rnereka tunggul-tunggul pohon
kurma yang telah lapuk (tidak berisi).” (QS. Al-Haqqoh; 6-7)
5.
Nabi Sholih
adalah Nabi dari keturunan Sam bin Nabi Nuh, Shohibun Naqoh (gelar Nabi Sholih karena beliau mempunyai mujizat berupa unta). Allah mengutus Nabi Sholih ke kaum Tsamud den mereka (kaum Tsamud) adalah kaum yang punya keahlian memahat gunung-gunung menjadi rumah. Tempat tinggal mereka buat dari batu-batu yang dikenal di kota-kota Nabi Sholih yaitu antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara bumi (daerah) madyan yaitu daerah bersebelahan dengan teluk Agobah. Tatkala mereka mendustakan Nabi Sholih maka Allah membinasakan mereka dengan suara teriakan malaikat Jibril. Allah Ta'ala berfirman :
فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ (5)
“Adapun kaum tsamud,
maka mereka telah dibinasakan dengan suara keras sekali yang melewati batas
(suara mengguntur).” (QS. Al Haqqah : 5)
6.
Nabi Ibrahim
adalah Kholilulloh (kekasih Allah) dan Bapak para Nabi. Nasab beliau
sambung dengan Sam bin Nabi Nuh, dan beliau adalah nabi yang diselamatkan oleh
Allah dari siksaan api raja Namrudz. Allah Ta'ala berfirman :
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي
بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ (7)
Kami (Allah SWT)
berfirman : “Hai api jadilah dingin dan selamatkanlah alas Ibrahim, dan
mereka hendak berbuat makar kepada Ibrahim, maka kami menjadikan mereka itu
orang-orang yang paling merugi.” (QS. Al Anbiya' : 69-70)
BAIT 17
لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقُ كَذَا (17) يَعْقُوبُ يُوسُـفُ وَأَيُّوْبُ احْتَذَى
Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan
selanjutnya.
7.
Nabi Luth
adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim (keponakan Nabi Ibrahim) Kholilulloh yang diperintahkan oleh Allah ke bumi "Yaduum" dimana telah hilang dari raut wajah kaumnya rasa malu (tidak punya malu), karena mereka mendatangi kaum lelaki yang sejenis (homoseks) bukan wanita yang lain jenis. Dan Allah membinasakan mereka dengan cara negeri mereka yang diatas dijadikan di bawah (dibalik) dan dihujani dengan batu dari tanah dan Allah menyelamatkan nabi Luth beserta pengikutnya kecuali istrinya yang dibinasakan beserta orang - orang yang telah dibinasakan (diadzab). Allah Ta'ala berfirman :
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (٨٢)مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ (٨٣)
“Maka tatkala datang
adzab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang diatas jadi dibawaha
(dibalik) dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan
bertubi-tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu dan siksaan itu tiada jauh dari
orang-orang yang dzalim.” (QS. Hud : 82-83)
8.
Nabi Ismail bin Ibrahim
adalah Nabi yang ibunya bernama Hajar, Allah mengutusnya ke Qobilah Yaman
dan Qobilah Amaliq (kata jamak dari kata Amlaqun yaitu qobilah yang
orang-orangnya tinggi tegak/gagah). Orang-orang Amaliq bertempat tinggal di
jazirah Arab dari arah Syam. Kemudian mereka tersebar di berbagai arah setelah
Nabi Ismail `alaihi sholatu wassalam mengeluarkan mereka (mengusir mereka).
9.
Nabi Ishaq
adalah putera Nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud. Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut :
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (٦٩) فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (٧٠) وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (٧١) قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (٧٢) قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ (٧٣) فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ (٧٤)
“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira mereka mengucapkan "selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata " Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus untuk kaum Luth.". dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub. Isterinya berkata " sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.”
(QS. Hud : 69 - 74)
10.
Nabi Ya'qub bin Ishaq bin
Ibrahim.
Allah mengutusnya sebagai Nabi ke kaum an'am.
11.
Nabi Yusuf bin Ya'qub bin
Ishaq bin Ibrahim.
Rosulullah SAW bersabda, "Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak
keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia yaitu Nabi Yusuf bin Ya’qub bin
Ishaq bin Ibrahim alaihimussalam" (HR Bukhori dari Ibnu Umar-pada bab
awal penciptaan).
12.
Nabi Ayyub
adalah Nabi yang disebut oleh para pakar sejarah sebagai anak Aish bin
Ishaq bin Ibrahim yaitu Nabi yang dijadikan contoh suri tauladan dalam
kesabarannya.
BAIT 18
شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْيَسَعْ (18) ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمَانُ اتَّـبَعْ
Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti
13.
Nabi Syuaib
dikatakan sebagai anak keturunan Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan pula bahwa beliau bukan dari keturunan Nabi Ibrahim. Sesungguhnya beliau adalah anak keturunan dari orang-orang yang beriman pada Nabi Ibrahim `alaihissalam dan ikut hijrah dengan Nabi Ibrahim ke negeri Syam. Tetap beliau (Nabi Syuaib) anak dari anak perempuan Nabi Luth (cucu perempuan Nabi Luth dari puteranya). Allah Ta'ala mengutusnya ke penduduk madyan dan mereka adalah penduduk yang mengkufuri Allah dan jelek dalam bermuamalah dengan orang lain yaitu mereka mengurangi timbangan dan ukuran sesuatu dan mereka merusak (dalam mentasarufkan) harta mereka. Tatkala mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Allah membinasakan mereka. Sehingga daerah mereka ditimpa kelaparan karena ulah mereka, seakan-akan mereka tidak dapat mendiaminya dan mereka tidak dapat hidup didalamnya. Allah Ta'ala berfrman,
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (91) الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (92)
“Kemudian mereka ditimpa
gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-
rumah mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi Syuaib, mereka itulah
orang-orang yang merugi.” (QS.Al-A'raf 91-92)
Kemudian Allah mengutusnya ke penduduk Aikah dekat dari daerah Madyan. Tatkala mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Allah menimpakan adzab pada mereka pada hari dinaungi awan yaitu Allah menimpakan pada mereka rasa panas selama 7 hari, sehingga air-air mereka kekeringan, kemudian awan itu minggiring mereka. Kemudian mereka berlindung dibawah awan karena rasa panas sekali. Setelah itu awan itu menurunkan hujan api sehingga api itu membakar mereka dan membinasakannya. Dan hari itu disebut dengan Yaumud dzullah. Allah Ta'ala berfirman,
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Kemudian mereka
mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan,
sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang besar.” (QS. Asy syu'araa : 189)
14.
Nabi Harun bin Imran bin
Qoohit bin Laway bin Ya'qub.
15.
Nabi Musa Kalimullah
adalah saudara kandung Nabi Harun, Allah mengutusnya supaya memberi
petunjuk pada Fir'aun dan kaumnya.
16.
Nabi Ilyasa' bin Akhtub bin
'Ajuuz
Termasuk para Nabi dari kalangan Bani Israil.
17.
Nabi Dzulkifli bin Ayyub
Namanya yang asli adalah Basyar. Allah mengutusnya menjadi seorang Nabi
setelah bapaknya dan memberi nama Dzulkifli.
18.
Nabi Daud
Nasabnya bersambung dengan Yahudza dan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, Allah
menjadikannya raja di kalangan Bani Israil.
19.
Nabi Sulaiman bin Daud
Allah menjadikannya raja dikalangan Bani Israil setelah bapaknya Nabi Daud.
BAIT 19
إلْيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى (19) عِيْسَـى وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّاِ
Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran
20.
Nabi Ilyas
Nasabnya bersambung dengan Nabi harun bin. Imron saudara Nabi Musa. Allah
mengutusnya ke kaumnya yaitu Bani Israil.
21.
Nabi Yunus bin Matta
Allah mengutusnya ke kaumnya di Nainawa nama daerah di daerah maushil dan
Beliau diselamatkan Allah dari kesedihan yang menimpanya. Beliau disebut Dzun
nun maksudnya prang yang ditelan ikan nun (ikan paus).
22.
Nabi Zakaria
adalah Nabi dari keturunan Nabi Sulaiman, dan beliau besar dikalangan Bani
Israil, dan Beliau orang yang mendekatkan diri (pada Allah) dengan cara
berqurban di Baitul Maqdis dan membacakan kitab Taurat pada Bani Israil dan
Beliau meninggal dunia secara syahid.
23.
Nabi Yahya bin Zakaria
Disebutkan bahwa Beliau lahir sebelum Al Masih (Nabi Isa As) dan Beliau
meninggal dunia secara syahid.
24.
Nabi Isa bin Maryam
Beliau adalah hamba Allah dan RosulNya dan kalimatulloh (ucapan Allah) yang
dilontarkan pada ibunda Maryam dan sebagai ruhNya (Allah), Beliau adalah Nabi
dan Rosul Allah yang terakhir dari Bani Israil. Dan Beliau mendapat gelar Al
Masih. Nama Al Masih berasal dari bahasa Ibrani yang murni dan berjulukan Ibnu
Maryam. Dan termasuk hikmah Ilahiyah yang jelas bahwasannya Allah menciptakan
Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa diciptakan tanpa ayah dan manusia
lainnya secara normal dari ayah dan ibu.
25.
Nabi Muhammad SAW
adalah penutup para Nabi dan para Rosul dan termasuk pemimpin para umat terdahulu dan akan datang. Allah mengutusnya kepada manusia secara keseluruhan dan memberi rahmat pada alam semesta. Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidak akan Kami
utus kamu kecuali sebagai rahmat untuk sekalian alam.” (QS. Al-Anbiya : 107)
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu
sekali-sekali bukanlah bapak dari seseorang laki-laki diantara kamu tetapi dia
adalah Rosululloh dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab . 40).
Rasul SAW bersabda :
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ
أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِـيِّينَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي.
(سنن الترمذي، 2145)
“Dari Tsaubân ia
berkata, Rasûlullâh SAW bersabda, “Sesungguhnya kelak pada umatku ada tiga
puluh orang pendusta. Mereka semua mengaku dirinya sebagai nabi. (Maka
janganlah percaya karena sesungguhnya) akulah akhir para nabi dan tidak ada
nabi setelahku.” (Sunan al-Tirmidzî, 2145).
Ini merupakan nubuwat Rasulullah SAW tentang adanya orang-orang yang mengaku sebagai nabi setelah beliau. Dan dengan tegas Nabi SAW mengatakan agar umat Islam tidak mempercayai mereka, karena beliau adalah akhir dan penutup para nabi.
Keyakinan bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah nabi terakhir begitu kuat tertanam di dada para sahabat
Nabi SAW, sehingga ketika ada yang mengaku sebagai nabi, serta merta mereka
menolaknya, sekaligus menyatakan perang kepada mereka.
BAIT 20
عَلَـيْهِمُ الصَّـلاَةُ وَالسَّـلاَمُ (20) وَآلِـهِمْ مـَا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ
Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan keluarga mereka sepanjang masa.
Dan mereka para Rosul Sholawatullohi Alaihim wa a'la alihim, mereka telah disebutkan di dalam Al Qur'an karim sebanyak 18 Rosul yang disebutkan dalam surat Al An'am dan 7 Rosul lainnya dalam berbagai ayat.
Dan ada diantara para Nabi dan Rosul yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Allah Ta'ala berfirman,
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
“Dan (Kami telah mengutus) Rosul-rosul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu dan para Rosul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu.” (QS. An Nisa' : 164).
Telah terjadi perselisihan mengenai jumlah para nabi dan rosul. Dan yang dikenal mengenai hal itu adalah bahwa jumlah para Nabi yaitu 124.000 dan para Rosul termasuk para Nabi yaitu 313 (Sebagaimana yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar r. a. Lihat Ibnu Katsir I/585 ). Syaikh Al Bajuri berpendapat : Pendapat yang shahih mengenai para Nabi dan Rosul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau sebaliknya mengingkari kenabian pada seorang padahal realitasnya dia benar-benar Nabi.
وَاللهُ أعْلَمُ بِالصَّوَاب