Al-FaSya
Al-FaSya
Admin
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Wahyu yang Pertama Turun


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

Bacalah dengan (atas) nama Tuhanmu yang menciptakan.
(Al'Alaq ayat: 1)

Al-quran diturunkan dalam dua cara:

Pertama,

Al-quran diturunkan secara lengkap di malam Lailatul qadar, yakni dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam surah Al-Qadr ayat pertama:

"Sesungguhnya kami telah menurunkannya [Al-quran] pada malam kemuliaan [Lailatulqadar]," (Al-Qadr [97]: 1).

Kedua,

Usai diturunkan di langit dunia, lalu wahyu Al-quran ini diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan konteks dan sesuai kebutuhan, selama kira-kira 23 atau 25 tahun. Dan wahyu pertama diturunkan pada 17 Ramadan 610 M di Gua Hira. Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad, sekaligus juga tanda pengangkatannya sebagai Rasululullah SAW adalah surah Al-Alaq ayat 1-5 yang berisi perintah membaca (Iqra!).

Sekarang yang akan kami bahas adalah perihal اقْرَأْ [bacalah!].

Kami akan membahas dengan pendekatan linguistik (ilmu bahasa). Kenapa demikian, karena kalau kita cuma mengambil makna dari terjemahan lantas menyimpulkan secara sepihak kita akan terjebak. Perlu kita ketahui bahwa terjemahan itu bukan makna Al Qur'an yang sesungguhnya, melainkan keumuman dari maknanya. Sehingga kalau kita cuma berpegang dengan terjemahan dari kata membaca maka setidaknya kita akan menemukan tiga kosa kata dalam Al Qur'an yang bermakna serupa.

Dalam bahasa Al-Qur'an, ada tiga kata yang digunakan untuk memaknai istilah "Membaca"

1. Iqra (اِقْرَأْ )

2. Rottil (رَتِّلْ)

3. Utlu (اُتْلُ)

Di dalam terjemah semuanya bermakna"Membaca" sehingga kita perlu melakukan pendekatan secara bahasa agar bisa mengerti dan memahami konteks asli dan perbedaan makna di antara ketiganya?

1. Iqra (اقْرَأْ ) adalah kata kerja perintah yang diambil dari kata "qara'a - yaqra'u" ( قَرَأَ- يَقْرَأُ)

2. Rottil (رَتِّلْ ) adalah kata kerja perintah yang diambil dari kata  "rattala - yurottilu" ( رَتَّلَ - يُرَتِّلُ)

3. Utlu (اُتْلُ adalah kata kerja perintah yang diambil dari kata "talaa- yatluu" (تَلَا - يَتْلُوْ

1. Kataاِقْرَأْterdapat dalam surat Al'Alaq ayat 1

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan

2. Kata رَتِّلْ>terdapat dalam surat Al Muzammil ayat 4

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

.....dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.

3. Kata اُتْلُterdapat dalam surat Al 'Ankabuut ayat 45

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

.....Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Lalu Apa Perbedaan dari Ketiganya?

1. Kata Iqra (اِقْرَأْ

Kata ini bermakna umum, artinya membaca apapun tanpa dibatasi apa yang dibaca.

Mengapa bisa dimaknai demikian? Karena dalam surat Al 'Alaq, Allah tidak mencantumkan keterangan objek, membaca apa yang diperintahkan.

 "Bacalah ...... dengan (atas) nama tuhanmu yang menciptakan."


2. Kata Rottil (رَتِّلْ)

Dalam surat Al-Muzammil, Alloh memerintahkan kepada kita untuk membaca Al-Qur'an karena lafadznya disebutkan.

"Bacalah Al Qur'an itu dengan Tartil (perlahan-lahan),"

3. Begitu juga dengan kata Utlu (اُتْلُ)

Dalam Surat Al 'Ankabuut, diperintahkan membaca Al-Kitab (Al Qur'an)

"Bacalah Kitab (Al Qur'an)."

Adapun menurut Ustadz Adi Hidayat kata (اُتْلُ) memiliki makna yang lebih spesifik; membaca, memahami, dan mengamalkan. itu sebabnya dalam surah Al 'Ankabuut ayat 45 disandingkan dengan dengan perintah وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Dan itu sebagai wasilah agar sholat yang kita laksanakan bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Kuncinya di اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ, artinya yang kita baca dalam sholat bukan hanya sekedar dibaca tapi juga dipahami maknanya sehingga kita bisa mengamalkan khusyu' di dalam sholat dan ada bekas di dalam hati sehingga kita bisa terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.

Jadi, kenapa ayat pertama yang turun itu menggunakan kata اِقْرَأْ bukan اُتْلُ?

Kita pastinya tahu bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan ummiy, yang dalam sebutan orang Arab itu berarti tidak bisa membaca dan menulis.Jangankan memahami, membaca saja Nabi tidak bisa. Makanya saat Jibril turun membawakan wahyu tersebut dan diulang sebanyak 3 kali, apa jawaban Nabi? مَا أَنَا بِقَارِيءٍ (saya bukan seorang pembaca).

Oleh sebab itu dipilihlah kata اِقْرَأْ sebab sebelum kita memahami harus terlebih dahulu membaca berulang kali.

 اِقْرَأْ adalah fi’il amar (kata perintah) dari قَرَأَ  yang berarti membaca. Dengan demikian اِقْرَأْ artinya adalah bacalah. Perintah yang dikeluarkan Allah bisa berarti tuntutan untuk melakukan tindakan, atau disebut perintah taklifi, bisa juga berarti titah atau perintah takwini, yaitu kehendak Allah yang pasti terjadi. Seakan-akan Allah berfirman, ‘jadilah kamu pembaca dengan kekuasaan dan kehendak-Ku’.

 Menurut arti pertama, اِقْرَأْ berarti tuntutan agar Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alaihy wa Sallam melakukan tindakan membaca. Sedang menurut arti kedua¸ اِقْرَأْ berarti kehendak Allah bahwa Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alaihy wa Sallam akan menjadi pembaca setelah sebelumnya tidak bisa membaca.

Di samping itu membaca juga memiliki dua pengertian: membaca tulisan atau melafalkan kalimat dari hafalan. Contoh pengertian kedua adalah membaca doa, membaca syahadat, membaca mantra, membaca dzikir dan lain-lain yang semuanya dilakukan tanpa teks.


Berbagi

Posting Komentar